Jumat, 01 Agustus 2014

Bait Motivasi Emas

Motivasi yang kuat akan menghasilkan prestasi yang hebat. Betapa nggak, ketika kita termotivasi untuk berbuat dan megubah diri untuk menjadi lebih baik, segala yang mungkin akan menjadi sangat mungkin.

Motivasi akan mengubah tantangan menjadi peluang besar. Motivasi akan membuat ketidakberdayaan menjadi sumber kekuatan. Apalagi motivasi itu lahir dari stamina iman atau kekuatan ruhiyah yang menyadarkan bahwa "Kita hidup untuk memberikan kontribusi perbaikan pada masyarakat dan agama."

Motivasi dapat mengubah pribadi mandek menjadi dinamis, kreatif dan inovatif. Begitu menurutku. Begitupula aku setuju.

Motivasi lahir dari ungkapan seseorang, tulisan seseorang, bait lagu bahkan masa lalu sampai cita-cita.
Berelelah-lelah dahulu
Bersenang-senang kemudian
(Negeri 5 menara)

Pelajaran dimana aku melihat kegigihan adikku Fauzi, untuk merebut kursi Perguruan Tinggi Negeri. Dia santai, sangat santai bahkan tak terlihat stress sama sekali ujian demi ujian ia lahap semua demi mengejar cita-cita Elektronya. Hai dik, ketahuilah kakak bangga melihat usahamu meskipun beberapa hasilnya lebih mengecawakanmu beberapa. Tapi Hasil yang tidak diperjuangkan dengan berlelah-lelah itu tidak akan puas disini (di Dada). Ada kepuasan sendiri pasti disana. Selamat~Selamat~Selamat.
Kau berhasil membanggakan dirimu atas jerihmu. Kampus manapun orangtua hanya mau kau tak lupa kelak sesudah suksesmu. Selamat ElektroUB nya
"Who said you can't be the best?"

Air yang mengalir jernih tak akan keruh menggenang
Jangan surutkan langkah, yakin dan penuh ketulusan
(Negeri 5 menara)

Bait ini memotivasiku untuk lebih berjalan maju. Buat apa mundur setelah mengambil langkah maju toh?
Sip. Seberat apapun, sendiri ataupun bersama aku yakin Allah selalu membersamai langkahku :) begitupun langkahmu. Melangkahlah demi menebar kebaikan pada masyarakat dan agamaMu. Jika sendiri kau tak mampu maka berjamaah itu lebih mudahkanmu dan percayalah sendiri itu akan memperlemahmu dari rayuan setan yang memenangkan hawa nafsumu.

Seburuk apa pun sebuah jamaah, tak boleh membuat kita lari darinya. Sayidina Ali pernah berkata,
"Keruhnya hidup berjamaah, tetap lebih baik daripada jernihnya hidup sendirian."
Bukankah serigala akan mendekati domba yang sendirian? Ingatlah setan begitu lihai dalam memberikan "fatwa" untuk menggelincirkan kita.
(La Tahzan for Hijabers, Jangan panggil aku Nurhasanah!)

Kini aku baru menyadari sedalam itu makna yang pernah kubaca dari status bbm seorang teman bernama Ojan. Sampai bersumpah segala bahwa lebih mengunggulkan hidup jamaah daripada sendiri. Begitulah kawan. Jika mata terbuka tapi mata hati belum terbuka maka segalanya terasa begitu teramat remeh temeh. Semoga Allah membukakan pintu mata hati kita smeua. Amiin

Siapa yang tak senang dengan kesendirian? Siapa yang tak butuh dengan pertolongan? Maka hanya mulut ini sajakah yang berbicara? TIDAK. Hati ini juga bersuara memperjuangkan apa yang seharusnya diperjuangkan dan membutuhkan pertolongan. Tanyalah suara hati. terkadang akal pikiran tidak lebih jernih suaranya daripada Hati. Maka itulah mengapa Hati dengan organ hati tak jauh beda fungsinya. Jika Organ hati saja masih mampu menawar racun. Maka Hati manusia (yang bukan organ) pun harusnya akan mampu melawan racun kehidupan.

Sebait penutup untuk kawanku disana yang entah mendengarku atau tidak.
Suara dengarkanlah aku..  Jika itu hanyalah sebait lagunya Hijau Daun. Ini benar sebaitku untukmu yang mungkin tak pernah tau, atau tau belakangan kelak kita semakin memisah jarak

"Aku tak suka jika awalnya kita jalan beriring bersama,
namun kau tertinggal jauh di belakang sana
Aku tak kuasa menahanmu agar tetap melangkah maju
Namun ada sesuatu yang membuatmu berjalan tertatih
Kuhampiri kau, kukatakan bahwa aku bersedia menuntunmu
Tapi kelihatannya kau tak mampu tuk berdiri berlari bersamaku
Saat itulah kau menjawab tinggalkanlah aku sendiri disini
Apakah 'Oke' begitu saja jawabanku padamau?
Tidak.
Aku tak mau lari sendirian tanpamu
Meninggalkanmu perbatasan sana
Tapi kau selalu memutuskan hal-hal yang begitu kau anggap sepele
Teman mungkin kau lelah tapi mengapa kita tak sama-sama berhenti sejenak?
Bumi masih setia mengitari orbitnya
Langit juga setia menanungi Bumi
Apakah tak kau rasakan kesetiaan yang tulus karena cintaku padamu karna Allah?
Bahwa aku tak akan pernah sudi berlari sendirian mengejar surga tanpamu
Kemarilah kawan jangan pulang duluan, kau masih di jalur yang sama denganku
Kutunggu kau di ujung kemenangan dengan segala doa yang kupanjatkan agar kau mampu berlari kembali."

Cita-cita berbeda tapi pada ujungnya kita bercita-cita satu rumah kembali di Surga-Nya. Sebelum garis finish kehidupan ini menutup semua pintu kebaikan yang bisa kita lakukan bersama-sama.
-That's why I learn how loneliness is so killing me-


0 komentar:

Posting Komentar